Sabtu, 25 Desember 2010

mklh pklh

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih dan akan selalu memberikan kenikmatan kepada setiap hambanya yang telah bersyukur. Alhamdulillah wa syukurillah penulis ucapkan karena telah dapat menyelesaikan makalah yang ditugaskan kepada penulis dengan tuntas meskipun ketika penulisan makalah ini penulis menemui kesulitan dalam pembuatan dikarenakan banyak sekali tugas yang telah ada.
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa permasalahan yang kami angkat sebagai pokok permasalahan yaitu pengelolaan kependudukan dan lingkungan hidup, dalam penulisan ini yang sangat menari adalah bagaimana sebagai insane warga negara yang baik harus peduli terhadap lingkungan.
Dalam kenyataannya tidak semua warga mengerti akan kependudukan dan lingkungan hidup, akibtnya timbul permasalahan – permasalahan dalam kelangsungan hidup yang dapat mengganggu aktifitas manusia, maka dari itu kami tertarik untuk membahas permasalahan dalam pengelolaan kependudukan dan lingkungan hidup.
Besar harapan kami dalam penulisan makalah ini diantranya mengerti bagaimana cara membuat suatu makalah, yang insa allah akan di bahas guna mempelajari isi dari permasalahan makalah ini. Lebih luasnya bagi semua pembaca dapat menambah pengetahuan.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, kami sadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami harapkan pula kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini.


Garut, 28 Desember 2009



Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..... i
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Pembatasan masalah 1
C. Perumusan masalah 2
D. Tujuan 2
E. Manfaat 2
BAB II. Masalah Kependudukan dan Lingkungan Hidup 3
A. Pengelolaan kependudukan dan lingkungan hidup 3
B. Pembinaan kesehatan lingkungan 4
C. Pengelolaan pencemaran 5
D. Pencegahan pencemaran lingkungan 8


BAB III. SIMPULAN DAN SARAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Telah kita ketahui bahwa perkembangan zaman begitu pesat, pertambahan penduduk yang sangat tinggi menimbulkan berbagai macam permasalahan yang dapat kita rasakan dalam kehidupan sekarang ini, dalam hal ini yang menjadi pembicaraannya yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Penataan kependudukan yang tidak teratur dapat menyebabkan permasalahan sehingga dapat mengganggu terhadap keutuhan lingkungan.
Sebagai warga Negara yang baik kita hendaknya perhatin dan peduli terhadap lingkungan dimana tempat kita melangsungkan kehidupan, dalam suatu kota akan terjadi interaksi antara manusia dengan lingkungannya, sebagai orang yang mengerti terhadap lingkungan pasti akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya, karena kita tahu kita tidak bias hidup tanpa lingkungan, maka di butuhkan lingkungan yang baik untuk melangsungkan kehidupan.
Setelah kita mengetahui akan kebutuhan lingkungan yang baik, maka perlu suatu usaha dari manusia untuk mewujudkan suatu lingkungan denaan penataan penduduk yang baik, maka dari itu perlu suatu pengelolaan kependudukan dan lingkungan hidup.


B. Pembatasan masalah
Melihat dari latar belakang sebelumyna kami mebatasi pembahasan ini yaitu pengelolaan kependudukan dan linkungan hidup.
C. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang ada, maka akan timbul permasalahan diantaranya:
1. Bagaimana pengelolaan kependudukan yang baik?
2. Bagaimana keadaan lingkungan yang baik?
3. Apa hubungannya antara kependudukan dan lingkungan hidup?
D. Tujuan
Adapun tutuan dari permbahasan ini diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengelolaan kependudukan yang baik?
2. Untuk mengetahui lingkungan hidup?
3. Ingin mengetahui hubungan kependudukan dan lingkungan hidup?
E. Manfaat
Setelah pembahasan makalah ini diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat diambil diantaranya:
1. Pembaca mengetahui bagaimana pengelolaan kependudukan.
2. Pembaca mengetahui bagaimana lingkungan yang dibutuhakan untuk kelangsungan hidup.
3. Pembaca mengetahui bagaimana hubungan antara kependudukan dan lingkungan sekitarnya.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengelolaan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Pada dasarnya kepadatan penduduk akan menimbulkan berbagai macam masalah akan tetapi pandangan para ahli terhadap kapadatran penduduk adea 2 pendapat yaitu:
1. Pihak Optimis
Menhurut pihak optimis kepadatan penduduk tidak akan menimbulkan masalah karena mereka beranggapan bahwa banyaknya penduduk di masa lampau lebih banyak daripada masa sekarang dan juga bagian bumi ini yang masih kosong atau masih sedikit penghuninya.
2. Pihak Pesimis
Menurut pihak pesimis kepadatan penduduk akan menimbulkan banyak masalah diantaranya, perpecahan sosial, kesehatan dan sanitasi masayarakat, penurunan persediaan alam, kerusakan alam desb.

Agar tidak menambulkan masalah maka harus diadakan pengelolaan kependudukan agar terjadi sebuah keseimbangan antara penduduk dan lingkungan.

1. Manusia harus mempunyai tujuan hidup supaya kehidupan lebih teratur dan terarah.
a. Harus bias menyesuaikan keseimbangan antara populasi dan lingkungan.
b. Menghindari kegiatan yang dapat berakibat memperbesar amplitude ketidak mantapan dalam system lingkungan tadi.
2. Manusia harus mempunyai program kehidupan.
a. Membatasi ukuran keluarga.
b. Membuat peraturan seperti UU.
3. Pemakaian sumber daya alam.
Seiring dengan berjalannya waktu energy akan semakin habis maka dari itu pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan dengan benar.
a. Menekan kepadatan populasi.
b. Memanfaatkan sumber daya alam sebijaksana mungkin.
4. Persebaran penduduk harus merta.
a. Melaksanakan transmigrasi.
b. Mengembangkan dan merelokasikan industry yang deapt menyerap tenaga kerja.
c. Mengembangkan industry kecil dan proyek padat karya untuk mencegah
d. terjadinya urbanisasi.
e. Membangun lembaga pendidikan tinggi dikota menengah.
5. Meningkatkan kualitas penduduk yang rendah.
a. Mencanangkan wajar.
b. Membangun gedung sekolah baru di daerah pedesaan.
c. Meningkatkan fasilitas pendidikan seperti perpustakaan dan labolaturium.
d. Meningkatkan kualitas guru.
6. Meningkatan kualitas penduduk secara umum.
a. Membina penduduk agar berkualitas.
b. Meningkatkan pendapatan nasional.
c. Memberikan penyuluhan arti penting kebersihan dan kesehatan nasional.
d. Membangun jaringan listrik masuk desa.

Pengelolaan kependudukan dan lingkungan hidup dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Pembinaan kesehatan lingkungan.
Agar tercipta lingkungan yamg sehat maka harus dilakukan penataan dan pembinaan lingkungan supaya tercipta suatu lingkungan yang sehat yang terbebas dari berbagai macam penyakit. Untuk menciptakan lingkungan yang sehat haru dilakukan pembinaan oleh pemerintah.
a. Pembinaan kesehatan lingkungan oleh pemerintah.
1). Pemerintah harus melakukan penyuluhan akan pentingnya kesehatan lingkungan yang sehat supaya terhindar dari berbagai macam penyakit.
2). Harus menciptakan peraturan, seperti “Melarang meroko ditempat umum”
3). Membuat taman kota yang berfungsi sebagai paru paru kota.
b. Pembinaan kesehatan lingkungan oleh masyarakat.
1). Membuang sampah pada tempatnya.
2). Mengolah limbah terlabih dahulu sebelum dibuang.
3). Melakukan penghijauan.
4). Tidak menebang hutan secara berlebihan.
Selain itu pembinaan kesehatan lingkungan bias dilakukan dangan cara:
a. Ketertiban di lingkungan tempat tinggal.
1). Menebang pohon atau bagian pohon dihalaman yang mungkin mengganggu ketertiban umum dan akan menimbulkan bahaya.
2). Tidak menyimpan atau menimbun barang barang yang dapat mengganggu kesehatan lingkungan sekitarnya atau yang dapat menimbulkan polusi dan menggangugu ketertiban.
b. Kebersihan di lingkubgan tempat tinggal.
1). Menyapu halaman rumah secara rutin.
2). Menyediakan tempat sampah dipekarangan.
3). Membersihkan saluran air secara rutin.
c. Keindahan di lingkungan tempat tinggal.
1). Memelihara atau memotong rumput secara rutin.
Di pekarangan dan batas pekarangan.
2). Mengadakan penghijauan di sekitar tempat tinggal dan menanam tanaman hias.
Oleh karena itu agar tercipta kesehatan pada lingkungan harus terjalin kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, bentuk kerja sama misalnya pemerintah membuat peraturan dan masarakat melaksanakannya. Jadi pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan kerjas sama antara pemerintah dan masarakat.

2. Pengelolaan pencemaran
Pencemaran digagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Pencemaran air
Pencemaran air dapat diartikan masuknya mahluk hidup, zat energy atau komponen lain dfalam air, atau berubahnya tanaman air oleh kegiatan manusia atau terjadi secara alami.
1). Pencemaran manusia bias berupa pe3mbuangan limbah yang tidak sesuai prosedur, membuang sampah rumah tangga ke sungai, dsb.
2). Pencemaran secara alami
Pada dasarnya air sudah tercemar dan tidak ada air yang murni seutuhnya,
Contoh air gunung mengandung karbondioksida, oksigen, nitrogen dan debu.
Air sumur mengandung Na, Mg, Ca, dan Fe.
Cara pengelolaan supaya air tidak tercemar harus dilakukan:
1). Harus membuang sampah pada tempatnya.
2). Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak membahayakan.

b. Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah campuran satu atau lebih bahan pencemar, baikl berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk ke udara baik secara alamiah, atau karena perbuatan manusia yang dalam jumlah dan waktu dapat mengganggu fungsinya. Cara pencegahannya dapat dilakukan dengan cara:
1). Mengurangi p[enggunaan bahan baker fosil.
2). Melakukan pengolahan asapasap sebelum dilepas keudara.
3). Membangu cerobong asap yang tinggi.
4). Memilih transportasi yang efisien.
Secara normal udara yang kering dan bersih mengandung komposisi nitrogen 78% oksigen 21% dan 1% gas lainnya (argon, karbondioksida, neon dll)
Udara dialam ini tidak temukan bersih tanpa polutan, polutan yang masuk dapat terjadi secara alami( aktifitas vulkanik, pembusukan sampah kebakaran hutan ) atau akibat kegiatan manusia.
Dari sumber polutan seluruhnya dapat dibedakan menjadi beberapa bagian.
1). Karbon monoksida (CO )
Sumber CO
a). Transportasi menghasilkan CO paling banyak diantara sumber sumber CO lainnya yaitu bensin.
b). Hasil pertanian seperti pembakaran sampah, sisa sisa kayu di hutan, sisa sisa tanaman perkebunan.
c). Sumber CO yang diakibatkan oleeh industri baja dan besi.

Pengaruh Co pada lingkungan.Beberapa penelitian menyebutkan:
a). Pemberian CO selama 1-3 minggu pada konsentrasi 100 ppm tidak memberiokan pengaruh nyata.
b). Pemberian CO selama 35 jam pada konsentrasi 2000 ppm menyebabkan terhambatnya fiksasi nitrogen oleh bakteri yang terdapat pada akar tanaman.
c). Kontak manusia dengan CO pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan kematian tetapi padfa konsentrsi relative rendah hanya akan mengganggu kesehatan.
2). Nitrogen Okside
Udara terdiri dari sekitar 80% volume nitrogen, pada suhu kamar kedua gas hanya sedikit mempunyai kecendrungan untuk bereaksi satu sama lainnya, pada suhu tinggi (1210%) keduanya dapat bereaksi membentuk NO dalam jumlah tinggi, NO dapat bersumber dari pembakaran sampah dan pembakaran kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil.

Pengaruh NO pada lingkungan:
a). pengaruh NO terhadap tanaman akan menyebabkan karusakan tanaman, yaitu bintik bintik pada daun, nekrosis pada daun, penurunan fotosintesis.
b). Pengaruh NO pada manusia akan menyebabkan lkematian kalau kontak langsung pada nkonsentrasi besar tetapi kalau kontak langsung pada konsentrasi relative rendah hanya menyebabkan hilangnya kesadaran (pinsan)
3). Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dihasilkan oleh aktifitas pembakaran yang mengandung belerang dan secara alami dihasilkan oleh proses pembusukan, dan letusan gunung berapi, sulfur dioksida dapat berpengaruh terhadap kesehatan diantaranya, iritasi saluran fernapasan, bastuk, sesak nafas.
Gas gas diatas juga menimbulkan dampak yang dapat bagi manusia diantaranya:
a). Efek rumah kaca
efek rumah kaca adalah terperangkapnya sinar matahari karena terhalang oleh karbondioksida jadi sinar m,atahari masuk ke bumi lalu sebagian dipantulkan lagi keangkasa dan sebagian lagi terperangkap oleh gas gas rumah kaca.
b). Asap kabut
Asap kabut terjadi di daerah dingin dan lembab dan juga bias diakibatkan oleh industry, asap kabut di bagi menjadi 2 bagian, yaitu foto eltemical smog adalah asap kabut yang dihasiljkan oleh matahari, terjadi di daerah panas atau terjadi secara alami. Dan industrikal smog adah asap kabut yang dihasilkan oleh industry.
C Pencemaran tanah.
Pencemaran tanah adalah campuran dari satu atau lebih zat yang masuk ke tanah baik berupa zat padat, cair, dan gas yang dapat mengganggu kesuburan tanah. Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung misalnya:
a). penggunaan pupuk yang berlebihan
b). Penggunaan insektisida, herbisida, dan peptisida.
c). Pembuangan sampah dan limbah.
Macam macam sampah dan penanggulangannya:
a). Macam macam sampah, Organik yaitu sampah yang bias di daur ulang. Dan Anorganik yaitu sampah yang tidak bias di daur ulang.
b). Cara penanggulangannya yaitu dumping and land fiil, sanitari land fiil, pembakaran, dijadikan makanan ternak, dibuat kompos, penggilingan, daur ulang.

Pencegahan pencemaran lingkungan .
Bumi ini kini sedang berada dalam keadaan kritis, hal ini diakibatkan manusia yang berbuat semena mena terhadap lingkungan, sebagai conto bencana banjir yang diakibatkan oleh ekploitasi hutan yang berlebihan dan sampah yang dibuang sembarangan, terjadi pencemaran udara oleh tanah dan air, maka dari itu kita sebagai manusia harus mempunyai kesadaran terhadap lingkungan.
Melihat begitu banyaknya dampak negative yang timbul akibat ulah manusia khususnya, akibat pencemaran lingkungan maka sangat perlu bagi kita untuk berperan dalam mengurangi pencemaran lingkungan, usaha yang dapat kita lakukan hendaknya dimulai dari lingkungan sekitar kita.
Selain itu kepedulian pemerintah terhadap lingkungan telah menjadi rumah dalam comperance of parties ( COP ) united nation framuoru convension on climate change (UNFCC) yang berlangsung di brazil pada bulan desember 2007 pertemuan yang di ikuti oleh 199 negara ini telah menyepakati berbagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan global yang sangat terkait dengan pelestarian hutan, pase kenaikan air laut dan perubahan iklim.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdarakan tujuan dari pembahasan makalah ini, maka dapat di tari tiga kesimpulan diantaranya:
2. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap kepadatan penduduk ada 2 yaitu pihak optimis da pihak pesimis. Dalam pengelolaan kependudukannya yaitu manusia harus mempunyai tujuan hidup , mempunyai program kehidupan, pemakaian sumber daya alam yang baik, persebaran penduduk yang merata, meningkatkan kualitas penduduk yang rendah.
3. Untuk melangsungkan kehidupan diperlukan lingkungan yan baik, maka dilakukan pembinaan kesehatan dan ketertiban baik oleh pemerintah ataupun masarakat.
4. Bila pengelolaan kependudukan sudah teratur dengan baik dan lingkungan yang layak untuk kelangsungan hidup, akan terjadi interaksi yang terarah dan akan tercipta suatu kehidupan yang baik.

A. Saran
Berdasarkan manfaat penulisan makalah ini yang diharapkan penulis untuk saran antara lain:
1. Bagi semua pembaca makalah ini diharapkan bias merealisasikanya di kehidipan dan bias menjaga lingkungan.
2. Bagi mahasiswa harus mampu menanamkan kepedulian terhadap lingkungan apalagi calon srorang guru harus menjadi pigur yang baik terhadap siswanya.
3. Setelah mengetahui betapa pentingnya lingkungan yang baik maka harus terjalin atau diharapkan kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkannya.

DAFTAR PUSTAKA


Kep men Negara dan kependudukan dan lingkungan hidup No. 02/MENKLH/1988

Rahmawati. 2004. Geografi SMA. Solo.Cv

Bale, Djenen. 1990 Atlas Indonesia dan Dunia. Jakarta. Balai Pusataka.

echinodermata

ECHINODERMATA
Uraian
Tentunya Anda telah memahami Mollusca sebagai hewan lunak yang bisa hidup di darat, air tawar dan di laut pada kegiatan 2. Nah, pada kegiatan 3 ini Anda akan mempelajari Echinodermata. Jenis hewan ini hanya bisa ditemukan di laut, misalnya bintang laut, bulu babi, landak laut, mentimun laut, dan lain-lain.


Mengapa jenis hewan ini disebut Echinodermata? Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos artinya duri dan derma artinya kulit. Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba kulit hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeg-lempeng zat kapur dengan duri-duri kecil.

Gambar 35. (a) Bintang laut; (b) Bintang ular laut; (c) Bulu babi; (d) Mentimun laut
Hewan ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban. Anda jangan khawatir hewan ini tidak ada yang parasit. Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal manusia. Jumlahnya amat banyak, karena musuh hewan ini hanya sedikit.

Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya. Di samping itu hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri.
C.
Peran Echinodermata
Bagaimana jadinya jika di laut tidak ada hewan Echinodermata. Para ahli biologi membayangkan mungkin di laut akan menjadi limbah raksasa yang penuh dengan benda berbau busuk. Laut bisa bersih seperti sekarang ini antara lain merupakan jasa hewan Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan pembersih laut/pantai.

Hewan Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Misalnya mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk. Juga telur bulu babi sangat enak untuk dimakan. Jika Anda ingin mencobanya, silahkan! Jenis hewan ini juga sering dijadikan sebagai barang hiasan/koleksi binatang laut yang indah.

Di samping itu Echinodermata juga bisa merugikan, karena hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara. Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.
A.
Sistem Tubuh Echinodermata
1. Sistem Ambulakral
Untuk memudahkan dalam mempelajari sistem ambulakral pada hewan Echinodermata, Anda perhatikan gambar bintang laut (Asterias forbesi) berikut!..

Gambar 36. Struktur tubuh bintang laut
Coba Anda perhatikan gambar di atas! Mungkin Anda bisa membayangkan bahwa posisi tubuh hewan ini terbalik. Mulutnya ada di permukaan bawah tubuh dan anusnya ada di permukaan atas tubuh. Coba Anda diskusikan dengan temanmu, kenapa posisinya bisa seperti itu dan bagaimana pengaruhnya dalam kebiasaan hidupnya sehari-hari?

Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng kapur. Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit. Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan pendek.
Kemudian apa yang disebut sistem ambulakral? Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air.
Sistem saluran air ini terdiri atas:
a. Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh.
b. Saluran batu
c. Saluran cincin
d. saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.
e. Saluran lateral
f. Ampula
g. Kaki tabung
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 37. Sistem ambulakral pada Echinodermata
Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.
Pernahkan Anda membuka kerang yang masih hidup? Jika Anda pernah melakukannya, hal ini jelas tidak mudah, keras. Tetapi bagi hewan ini seperti jenis binatang laut, membuka mangsa kerang merupakan pekerjaan sehari-hari. Caranya ternyata menggunakan sistem ambulakral tadi. Tubuhnya menindih dari atas, kemudian tubuh kerang yang rapat dan keras itu dikelilingi oleh kaki ambulakral. Dengan ketangkasan dan kekuatannya ini cangkang kerang yang keras itu bisa dibuka dan akhirnya ia bisa memakan dagingnya.

Sampai di sini bagaimana? Untuk menyegarkan tubuh, silahkan Anda menggerakan tubuh sejenak atau minum air dulu. Jika sudah segar kembali, mari kita lanjutkan!

2. Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut !

Gambar 38. Perkembangan telur bintang laut setelah terjadi pembuahan


3. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.

4. Sistem Pernafasan dan Ekskresi
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.

5. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.

6. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar 39. Struktur umum bagian tubuh bintang laut
Tampaknya materi ini makin menarik saja. Jangan lupa, catat materi yang Anda anggap penting dalam buku catatan. Ayo kita lanjutkan pada materi selanjutnya!
B.
Klasifikasi Echinodermata Hewan Echinodermata berdasarkan bentuk tubuhnya dapat dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea. Penjelasan masing-masing kelas dapat Anda ikuti dalam uraian berikut ini!
1. Asteroidea
Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan. Perhatikan gambar di samping ini.

Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.

Gambar 40. Bintang laut

2. Echinoidea
Jika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena tubuhnya dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng.

Gambar 41. Landak laut
Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas.


3. Ophiuroidea
Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum)
Coba Anda perhatikan gambar di atas! Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).

Gambar 42. Bintang ular laut

4. Crinoidea
Jika Anda pernah menyelam ke dasar laut, mungkin Anda mengira jenis hewan Crinoidea ini adalah tumbuhan. Memang sekilas hewan ini mirip tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan, tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut (Metacrinus sp).

Gambar 43. Lili laut
Ciri lainnya mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai madreporit. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon tenella, dengan tubuhnya kecil-kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai.

5. Holoturoidea
Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paru-paru air.

Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Jika Anda mengganggunya biasanya ia mengkerut. Coba perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 44. Teripang / mentimun laut (Thyone briareus)
Apakah sampai di sini Anda bisa paham? Jika Anda masih ragu-ragu, coba pelajari sekali lagi! Amati pula gambar dan penjelasannya dengan teliti!Apabila sudah paham, mari kita lanjutkan ke materi selanjutnya!

Untuk lebih memahami jenis hewan Echinodermata ini, sangat disarankan Anda pergi ke pantai yang dangkal tapi airnya jernih dan tidak bergelombang. Bagi yang jauh dari pantai, boleh sambil rekreasi bersama teman-temanmu. Kemudian Anda cari hewan bintang laut, bintang ular laut, teripang dan landak laut. Selanjutnya Anda amati semuanya! Perhatikan bagian mulut, gigi, duri, madreporit dan bagian lainnya seperti pembahasan di atas. Jangan lupa Anda catat apa persamaan dan perbedaan dari semua jenis hewan itu, lalu diskusikan dengan temanmu!

kembar siam

Kembar siam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin perempuan.
Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di Siam (sekarang Thailand). Kasus kembar siam tertua yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang lahir di tahun 1100-an.




Penyebab Kelahiran Kembar
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.
Proses
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya kelamaan, sehingga sel telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
[sunting] terjadi satu kasus kembar siam untuk setiap 200 ribu kelahiran. Jadi, jika Indonesia berpenduduk 200 juta, ada peluang 1.000 kasus kembar siam!. Dari semua kelahiran kembar siam, diyakni tak lebih dari 12 pasangan kembar siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan kembar siam sudah dalam keadaan meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40 persen.
Dari mereka yang lahir hidup, 75 persen meninggal pada hari-hari pertama dan hanya 25 persen yang bertahan hidup. Itu pun sering kali disertai dengan kelainan bawaan dalam tubuhnya (incomplete conjoined twins). Apakah itu organ pada bagian ekstoderm, yakni kulit, hidung dan telinga, atau mesoderm yang mencakup otot, tulang dan saraf, atau bias juga indoderm, yakni bagian organ dalam seperti hati, jantung, paru dan otak.
Pembagian jenis kembar siam
Kembar siam itu sendiri yang kebanyakan berjenis kelamin perempuan, terbagi dalam beberapa jenis kasus, yang didasari posisi pelekatan keduanya.
Dari seluruh kembar dempet, kebanyakan dempet terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada sebanyak 40 persen, perut 35 persen, kepala 12 persen dan panggul antara enam hingga sepuluh persen.
Ada beberapa jenis kembar siam:
• Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
• Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus)
• Xiphopagous: kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.
• Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus)
• Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.
• Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau craniothoracopagus)
• Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
• Craniopagus parasiticus - bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
• Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel, adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus tribrachius.
• Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari seluruh kasus)
• Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
• Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
• Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.

efek rumah kaca

1. Efek rumah kaca dan gas rumah kaca
Efek Rumah Kaca atau Greenhouse Effect merupakan istilah yang pada awalnya berasal dari pengalaman para petani di daerah beriklim sedang yang menanam sayur-sayuran dan biji-bijian di dalam rumah kaca. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa pada siang hari pada waktu cuaca cerah, meskipun tanpa alat pemanas suhu di dalam ruangan rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di luarnya, dari sanalah istilah efek rumah kaca dikenal. Sedangkan Gas-gas Rumah Kaca adalah gas-gas yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca diantaranya adalah gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida (N2O), dan chlorofluorocarbon (CFC).
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Adapun Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, maka ia akan berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Setelah itu permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah bergelombang panjang yang dipantulkan ke angkasa luar. Namun sebagiannya lagi tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang diantaranya adalah uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Dulu efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini (bumi) akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, maka akan mengakibatkan pemanasan global.
Peningkatan panas dari efek rumah kaca tentu saja tidak terlepas dari peranan jumlah gas rumah kaca yang ada di bumi. Semakin banyak gas rumah kaca maka semakin panas permukaan Bumi ini. Berikut adalah garis besar dari penyumbangan gas CO2 menurut FAO, antara lain:
1) Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak
a. Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya
b. Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya ( diesel dan LPG)
c. Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan
d. Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.
e. Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya
2) Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
a. Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.
b. Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.
3) Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen
a. Emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.
b. Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per tahun.
Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, pembangkit tenaga listrik, serta pembabatan hutan.
Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Efek umpan balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.[3]
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.[4] Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udara.
Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat
Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.



INQUIRY
Ditulis Oleh Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, Selasa, 24 Juli 2007
Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuiri, sama dengan kita mendefinisikan pendekatan pendidikan multi dimensi. Terdapat banyak intepretasi visi John Dewey ini, mulai dari konstruktivisme, pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis projek dan sebagainya, kita akhurnya akan menemukan bahwa inti dari inkuiri adalah proses yang berpusat pada siswa. Semua pembelajaran dimulai dengan pebelajar. Apa yang diketahui siswa dan apa yang ingin mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar utama pembelajaran.
Pendekatan inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa, yaitu (1) secara instintif siswa selalu ingin tahu; (2) di dalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan idenya; (3) dalam membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat sesuatu; (4) siswa selalu mengekspresikan seni. Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran ini merupakan akhir dari paradigma kelas belajar melalui mendengar dan memberi mereka kesempatan mencapai tujuan yang nyata dan autentik. Bagi guru, pendidikan berbasis inkuri merupakan akhir dari paradigma berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi kolega dan mentor bagi siswanya. Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran melibatkan proses penyelidikan alam atau materi alam, dalam rangka menjawab pertanyaan dan melakukan penemuan melalui penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru.

A. Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, meng-evaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengko-munikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000). Menurut Hacket, (1998) di dalam Standar Nasional Pendidikan Sains di Amerika Serikat, inkuiri digunakan dalam dua terminologi yaitu sebagai pendekatan pembelajaran ( scientific inquiry ) oleh guru dan sebagai materi pelajaran sains (science as inquiry) yang harus dipahami dan mampu dilakukan oleh siswa. Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa. Sedangkan sebagai bagian dari materi pelajaran Biologi, inkuiri merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat melakukan penyelidikan ilmiah. Sehubungan dengan hal tersebut, Chiapeta & Adams (2004) menyatakan bahwa pemahaman mengenai peranan materi dan proses sains dapat membantu guru menerapkan pembelajaran yang bermula dari pertanyaan atau masalah dengan lebih baik.
Fokus dari empat aspek inkuiri dalam pembelajaran sains (Diadaptasikan dari sumber: Chiapeta & Adams, 2004).
Meskipun sudah cukup banyak bukti-bukti yang menunjukkan keunggulan inkuiri sebagai model dan strategi pembelajaran, dewasa ini masih banyak guru yang merasa keberatan atau tidak mau menerapkannya di dalam kelas. Kebanyakan guru dan dosen masih tetap bertahan pada strategi pembelajaran tradisional, karena menganggap inkuiri sebagai suatu strategi pembelajaran yang sulit diterapkan (Straits & Wilke, 2002). Meskipun demikian, di dalam kurikulum 2004 dan standar isi dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) juga mencantumkan inkuiri dalam hal ini Metode Ilmiah baik sebagai proses maupun sebagai produk yang diterapkan secara terintegrasi di kelas. Negara lain seperti Amerika Serikat, Standard Nasional Pendidikan Sains (1996), di sana menekankan agar semua pendidik dalam bidang sains pada seluruh jenjang pendidikan untuk menerapkan kegiatan berbasis inkuiri dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam bidang sains.

B. Tingkatan-tingkatan Inkuiri
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan kesimpulan Bonnstetter (2000) membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu praktikum ( tradisional hands-on ), pengalaman sains terstruktur ( structured science experiences ), inkuiri terbimbing ( guided inkuiri ), inkuiri siswa mandiri ( student directed inquiry ), dan penelitian siswa ( student research ). Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada tingkat kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih dahulu.

1. Traditional hands-on
Praktikum ( tradisional hands-on ) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap. Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, oleh karena itu, Martin-Hansen (2002), menyatakan bahwa praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri.
2. Pengalaman sains yang terstruktur
Tipe inkuiri berikutnya ialah pengalaman sains terstruktur ( structured science experiences ), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Jenis yang ketiga ialah inkuiri terbimbing ( guided inquiry ), di mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
3. Inkuri Siswa Mandiri
Inkuiri siswa mandiri ( student directed inquiry ), dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh (Martin-Hansen, 2002) karena pada tingkatan ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian siswa ( student research ). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.
Ahli lain yaitu Callahan, et al (1992) menyusun klasifikasi inkuiri lain yang didasarkan pada intensitas keterlibatan siswa. Ada tiga bentuk keterlibatan siswa di dalam inkuiri, yaitu: (a) identifikasi masalah, (b) pengambilan keputusan tentang teknik pemecahan masalah, dan (c) identifikasi solusi tentatif terhadap masalah.
Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensistas keterlibatan siswa, yaitu:
1. Inkuiri tingkat pertama
Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri di mana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Inkuiri tipe ini, tergolong kategori inkuiri terbimbing ( guided Inquiry ) menurut kriteria Bonnstetter, (2000); Marten-Hansen, (2002), dan Oliver-Hoyo, et al (2004). Sedangkan Orlich, et al (1998) menyebutnya sebagai pembelajaran penemuan ( discovery learning ) karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.
Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Orlich, et al (1998) menyatakan ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu: (1) siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi, (2) sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai, (3) guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas, (4) tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, (5) kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, (6) biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa, (7) guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.
2. Inkuiri Bebas
Inkuiri tingkat kedua dan ketiga menurut Callahan et al , (1992) dan Bonnstetter, (2000) dapat dikategorikan sebagai inkuiri bebas ( unguided Inquiry ) menurut definisi Orlich, et al (1998). Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah: (1) siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi khusus untuk membuat inferensi, (2) sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai, (3) guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi inisiasi, (4) dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa bimbingan guru, (5) ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium, (6) kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui interaksi dengan siswa lain, (7) guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa, dan (8) guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas.
Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus kegiatan inkuiri harus dapat mengarahkan siswa pada penentuan cara kerja yang tepat serta asumsi mengenai kesimpulan yang akan diperoleh. Pertanyaan yang menjadi pangkal kegiatan inkuiri sangat penting bagi siswa yang belum berpengalaman dalam belajar secara mandiri. Peran guru dalam melatih siswa untuk menyusun pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penelitian sangat penting. Dengan menentukan kriteria pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah, Marbach-Ad & Classen, (2001) hanya berhasil mengantarkan sekitar 41% mahasiswa tingkat awal untuk mampu merumuskan pertanyaan yang dapat mengarahkan pada penelitian. Fakta ini menunjukkan bahwa melatih siswa untuk merumuskan pertanyaan yang dapat mendorong inkuiri tidak mudah. Oleh karena itu, guru harus berusaha mengembang-kan inkuiri mulai dari melatih siswa untuk merumuskan pertanyaan. Bagi siswa sekolah menengah khususnya di Indonesia kegiatan inkuiri perlu dilatih secara bertahap, mulai dari inkuiri yang sederhana (inkuiri-terbimbing) kemudian dikembangkan secara bertahap ke arah kegiatan inkuiri yang lebih kompleks dan mandiri (inkuri-bebas).
Keterampilan inkuiri berkembang atas dasar kemampuan siswa dalam menemukan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah dan dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya. Schamel & Ayres, (1992) mengemukakan bahwa mengajarkan siswa untuk bertanya sangat bermanfaat bagi perkembangannya sebagai saintis karena bertanya dan memformulasikan pertanyaan dapat mengembangkan kemampuan memberi penjelasan yang dapat diuji kebenarannya dan merupakan bagian penting dari berpikir ilmiah. Marbach-Ad & Classen (2001) menemukan bahwa dengan melatih pebelajar membuat pertanyaan atas dasar kriteria-kriteria yang disusun oleh pengajar dapat meningkatkan kemampuan inkuiri pebelajar. Oleh karena itu, pada tahap awal inkuiri guru harus melatih siswa untuk mampu merumuskan pertanyaan dengan baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan dasar siswa SMA yang umumnya masih sulit mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah dan memerlukan penyelidikan jawaban (Buttemer & Windschitl, 2000). Dalam proses pembelajaran melalui kegiatan inkuiri siswa perlu dimotivasi untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan inkuiri atau keterampilan proses sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sikap ilmiah seperti menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur dan kreatif (Prayitno, 2004).

C. Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Pembelajaran berbasis inkuiri, polanya mengikuti metode sains, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar bermakna (University of Washington, 2001, Depdiknas, 2002). Inkuiri sebagai salah satu strategi pembelajaran mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan pembelajarannya untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu di dalam pembelajaran inkuiri guru harus selalu merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan penemuan di dalam mengajarkan materi pelajaran yang diajarkan.
Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council (2000) adalah: (1) mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains; (2) mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan; (3) membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
Melalui pembelajaran yang berbasis inkuiri, siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan. Pembelajaran berbasis inkuri memungkinkan siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan eksplorasi, akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang melibat matematika, bahasa, ilmu sosial, seni, dan juga teknik. Peran guru di dalam pembelajaran inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika diperlukan oleh siswa. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggungjawab penuh terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sehingga tidak menganggu proses belajar siswa.
Langkah pembelajaran inkuri, merupakan suatu siklus yang dimulai dari:
1. observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena alam
2. mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi
3. mengajukan dugaan atau kemungkinanjawaban
4. mengumpulkan data berkait dengan pertanyaan yang diajukan
5. merumuskan kesimpulan kesimpulan berdasarkan data.
Joice dan Well (1996) mengungkapkan bahwa terdapat dua model inkuiri, yaitu latihan inkuiri dan inkuri sains. Sintaks inkuiri sains terdiri atas empat fase, yaitu: (a) fase investigasi dan pengenalan kepada siswa; (b) pengelompokan masalah oleh siswa; (c) identifikasi masalah dalam penyelidikan; (d) memberikan kemungkinan mengatasi kesulitan/masalah;
Sintaks latihan inkuiri (a) orientasi masalah; (b) pengumpulan data dan verifikasi; (c) pengumpulan data melalui eksperimen; (d) pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan (e) analisis proses inkuiri.
Pembelajaran inkuri dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan dan cara bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan observasi terbuka, menentukan prediksi dan kemudian menarik kesimpulan. Kegiatan seperti ini dapat melatih siswa membuka pikirannya sehingga mampu membuat hubungan antara kejadian, objek atau kondisi dengan kehidupan nyata.

D. Implementasi Inkuiri pada pembelajaran Biologi
Standar kompetensi yang dikembangkan dalam kurikulum berbasis kompetensi, merupakan standar minimal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai dan mampu dilakukan oleh siswa pada setiap tingkatan dalam suatu mata pelajaran. Standar kompetensi untuk bidang Biologi pada jenjang SMA ditekankan pada kemampuan bekerja ilmiah, dan kemampuan memahami konsep-konsep sains serta penerapannya dalam kehidupan (Depdiknas, 2003a). Kemampuan bekerja secara ilmiah harus didukung oleh berkembangnya rasa ingin tahu, kemauan bekerjasama, dan keterampilan berpikir kritis. Kemampuan memahami konsep-konsep biologi dan menerapkannya dalam kehidupan dapat dikembangkan melalui proses belajar siswa secara langsung dan aktif melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Pendekatan pembelajaran Biologi hendaknya tidak lagi terlalu berpusat pada guru melainkan harus lebih berorientasi pada siswa. Peranan guru perlu bergeser dari menentukan “apa yang harus dipelajari” menjadi “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa” . Pengalaman belajar bagi siswa dapat diperoleh melalui rangkaian kegiatan dalam mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman sejawat dan seluruh lingkungan belajarnya. Untuk itulah perlunya dilakukan pengembangan pembelajaran Biologi di SMA dengan mempertimbangkan: 1) empat pilar pendidikan yang direkomen-dasikan oleh UNESCO yaitu belajar dengan melakukan ( learning to do ), belajar untuk menjadi ( learning to be ), belajar untuk mengetahui ( learning to know ) dan belajar untuk hidup dengan bekerjasama ( learning to live together ); 2) Inkuiri atau bertanya dalam rangka memperoleh ilmu dan pengetahuan atas dasar rasa ingin tahu ( curiosity ); 3) pemecahan masalah; dan 4) konstruktivisme sebagai landasan filosofis pembelajaran.
Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar siswa (DeBoer,1991). Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan investigasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya dalam masyarakat belajar. Kegiatan inkuiri sangat penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses pembelajaran. Joyce, et al (2000) menyatakan bahwa inkuiri perlu didesain untuk membelajarkan proses penelitian yang dapat mempengaruhi cara siswa memproses informasi dan mengembangkan komitmen terhadap inkuiri ilmiah. inkuiri juga dapat merangsang pengembangan sikap keterbukaan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cara yang tepat dan semangat kerjasama yang tinggi.
Penerapan inkuiri sangat berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme yang berkembang atas dasar psikologi perkembangan kognitif dari Jean Piaget dan teori scaffolding (penyediaan dukungan untuk belajar dan memecahkan masalah) dari Lev Vygotsky (Slavin, 1994). Kedua ahli tersebut menyatakan perubahan kognitif seseorang hanya akan terjadi jika konsep awalnya mengalami proses ketidak-seimbangan dengan adanya informasi baru. Titik berat teori konstruktivisme adalah gagasan bahwa siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Dengan belajar melalui inkuiri siswa akan terlibat dalam proses mereorganisasi struktur pengetahuannya melalui penggabungan konsep-konsep yang sudah dimiliki sebelumnya dengan ide-ide yang baru didapatkan (Collins, 2002). Dalam inkuiri, siswa dimotivasi untuk terlibat langsung atau berperan aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan pembelajaran. Lingkungan kelas di mana siswa aktif terlibat dan guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran sangat membantu dalam mencapai tujuan belajar (Mestre & Cocking, 2002). Tessier (2003) menyatakan bahwa pendekatan belajar siswa aktif dapat merangsang mening-katnya kualitas pendidikan sains di Amerika Serikat. Siswa yang terlibat secara aktif dalam pembelajaran memiliki retensi yang lebih baik dan lebih mampu mengembangkan diri menjadi pebelajar yang independen dibandingkan siswa yang belajar melalui ceramah.

Chiapetta & Adams, (2004) menyatakan bahwa inkuiri sangat berperan dalam mengembangkan: (1) pemahaman fundamental mengenai konsep, fakta, prinsip, hukum dan teori, (2) keterampilan yang mendorong perolehan pengetahuan dan pemahaman mengenai fenomena alam, (3) pengayaan disposisi untuk menemukan jawaban pertanyaan dan menguji kebenaran pernyataan-pernyataan, (4) pembentukan sikap positif terhadap sains, dan (5) perolehan pengertian mengenai sifat-sifat sains. Melalui inkuiri guru dapat mengembangkan motivasi siswa menjadi lebih baik, memberikan kesempatan untuk belajar dengan mempraktekkan keterampilan intelektual, belajar berpikir rasional, memahami proses-proses intelektual dan belajar bagaimana cara belajar yang lebih baik (Orlich, et al 1998). Bransford, et al (1999) mengemukakan bahwa untuk dapat mengembangkan kompetensi dalam kegiatan inkuiri ilmiah, maka siswa harus (1) memiliki dasar yang mendalam mengenai pengetahuan faktual, (2) memahami fakta dan ide-ide dalam konteks kerangka konseptual, dan (3) memiliki kemampuan mengorganisasikan pengetahuan dengan cara yang memfasilitasikan retrieval dan aplikasi.
Menurut Nurhadi, (2004) inkuiri merupakan salah satu komponen penting dari pendekatan pembelajaran kontekstual dan konstruktivistik yang telah berkembang pesat dalam proses pembaruan pendidikan di Indonesia dewasa ini. Pendekatan kontekstual, merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada upaya guru untuk membuat kaitan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa serta mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, pendekatan kontekstual sangat erat kaitannya dengan inkuiri yang menekankan kegiatan siswa pada proses belajar dengan melakukan sehingga siswa tidak hanya belajar untuk sebanyak mungkin menghafal fakta dan konsep yang sudah ada di buku-buku teks saja, melainkan terlibat dalam kegiatan mempelajari proses pencarian dan penemuan fakta-fakta dan konsep-konsep berdasarkan masalah-masalah kontekstual yang ada di sekitarnya.
Kegiatan belajar melalui inkuiri menghadapkan siswa pada pengalaman kongkrit sehingga siswa belajar secara aktif, di mana mereka didorong untuk mengambil inisiatif dalam usaha memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan mengembangkan keterampilan meneliti serta melatih siswa menjadi pebelajar sepanjang hayat. Melalui kegiatan inkuiri, siswa dengan tingkat perkembangan atau kemampuan yang berbeda dapat bekerja pada masalah-masalah sejenis dan berkolaborasi untuk menemukan pemecahannya. Dalam proses inkuiri, pebelajar termotivasi untuk terlibat langsung atau berperan aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan belajar. Lingkungan kelas di mana pebelajar aktif terlibat dan guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran sangat membantu tercapainya kompetensi atau tujuan pembelajaran (Mestre & Cocking; 2002).
Implementasi inkuiri sangat didukung oleh prinsip-prinsip pembelajaran yang bersandar pada teori konstruktivisme yaitu: 1) belajar dengan melakukan, 2) belajar untuk mengembangkan kemampuan sosial atau kerjasama, dan 3) belajar untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. inkuiri diharapkan dapat memberikan kesempatan dengan lebih leluasa kepada siswa untuk belajar dan bekerja melalui proses inkuiri sebagaimana seorang ilmuwan atau peneliti bekerja. Dengan demikian, siswa mendapat kesempatan untuk mempelajari cara menemukan fakta, konsep dan prinsip melalui pengalamannya secara langsung. Jadi siswa bukan hanya belajar dengan membaca kemudian menghafal materi dari buku-buku teks atau berdasarkan informasi dan ceramah dari guru saja, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk berlatih mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah.
Berkaitan dengan prinsip kedua, inkuiri pada dasarnya memberikan kesem-patan kepada siswa untuk bekerjasama dalam membangun pemahaman dan kete-rampilannya melalui interaksi dengan lingkungan sosial seperti teman sejawat, guru dan sumber-sumber belajar lain. Interaksi dengan lingkungan memungkin-kan seorang siswa memperbaiki pemahaman dan memperkaya pengetahuannya melalui kegiatan bertanya-jawab atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya. inkuiri mendukung prinsip ini karena pada dasarnya kegiatan inkuiri dirancang agar siswa belajar dalam kelompok dan guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.
Sasaran pembelajaran yang dapat dicapai dengan penerapan inkuiri
Sasaran kognitif
1. Memahami bidang khusus dari materi pelajaran
2. Mengembangkan keterampilan proses sains
3. Mengembangkan kemampuan bertanya, memecahkan masalah dan melakukan percobaan
4. Menerapkan pengetahuan dalam situasi baru yang berbeda.
5. Mengevaluasi dan mensintesis informasi, ide dan masalah baru
6. Memperkuat keterampilan berpikir kritis
Sasaran afektif
1. Mengembangkan minat terhadap pelajaran dan bidang ilmu
2. Memperoleh apresiasi untuk pertimbangan moral dan etika yang relevan dengan bidang ilmu tertentu.
3. Meningkatkan intelektual dan integritas
4. Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi pengetahuan.
Sasaran sosial
1. Bekerja secara kolaboratif
2. Mempresentasikan hasil, prosedur dan interpretasi
3. Mendengarkan dan belajar dari kelompoknya.
Sasaran interdisiplin
1. Mengasosiasikan pemahaman baru terhadap pemahaman awal
2. Membuat kaitan antara pengetahun baru dengan pengetahuan sehari-hari.
Sasaran pemecahan masalah
1. Mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah
2. Menyeleksi tindakan yang sesuai
3. Mengajukan dan mendefinisikan pertanyaan yang khusus (ilmiah)
4. Menulis hipotesis, mendesain percobaan dan mencari informasi pendukung
5. Menganalisis dan menginterpretasi data
6. Membuat spekulasi dan ekstrapolasi atas dasar data, dan bukti empirik
Sasaran Penerapan
1. Memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber
2. Mengembangkan kemampuan menyeleksi tindakan/perangkat yang cocok
3. Menggunakan laboratorium atau perangkat komputer
4. Mengorganisasikan informasi
5. Mengikuti instruksi
Sasaran Metakognitif
• Mampu mengarahkan diri untuk memulai proses belajar
• Mampu merefleksikan diri dengan mereview sasaran, tujuan dan luaran (out-come) pembelajaran yang baru.
• Mampu mengevaluasi diri dengan menilai pertanyaan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sumber: Angelo & Cross (1993) dalam Straits & Wilke (2002)

Siswa sebagai anggota masyarakat, tidak terlepas dari berbagai masalah baik yang bersifat individual maupun bersifat kelompok. Inkuiri merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah secara rasional dan sistematis. Siswa sangat perlu memiliki keterampilan memecahkan masalah terutama dalam menghadapi pesatnya arus globalisasi dan informasi dewasa ini. Dengan mengimplementasikan inkuiri, ada beberapa kriteria sasaran belajar yang dapat dicapai oleh guru ( Tabel 2 ). Biologi sebagai bagian dari sains (IPA) menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Oleh karena itu, pembelajaran biologi harus mengutamakan keterlibatan pengalaman langsung sehingga siswa dapat mengembangkan sejumlah keterampilan proses seperti melakukan observasi, menyusun hipotesis, menggunakan peralatan dan bahan-bahan secara tepat dan benar, mengajukan pertanyaan, menggolong-golongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuannya (Depdiknas, 2003b).

E. Kriteria-kriteria Penting dalam Merancang Inkuiri
Belajar berbasis inkuiri sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian, masih banyak guru yang tidak mau dan tidak mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas (Keefer, 1999; Hebrank, 2003). Kebanyakan guru tetap bertahan pada model pembelajaran klasikal yang didominasi oleh kegiatan ceramah di mana arus informasi lebih bersifat satu arah dan kegiatan berpusat pada guru. Hal ini terjadi tidak saja di negara-negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris (Keefer, 1999). Mengingat pentingnya peranan inkuiri dalam membantu perkembangan intelektual siswa, maka sekarang di Amerika Serikat, semua pendidik dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi sangat dianjurkan untuk menerapkan inkuiri sebagai pendekatan/strategi pembelajaran dan juga sebagai materi pelajaran sains (NRC, 1996., Layman, et al 1999., Pearce, 1999., Hebrank, 2000, Hacket, 2004).
Menurut Amin (1987), inkuiri sebagai strategi pembelajaran memiliki beberapa keuntungan seperti: (a) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, (b) menciptakan suasana akademik yang mendukung berlang-sungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, (c) membantu siswa mengem-bangkan konsep diri yang positif, (d) meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri, (e) mengembangkan bakat individual secara optimal, (f) menghindarikan siswa dari cara belajar menghafal. Agar penerapan strategi inkuiri dapat berhasil dengan baik, maka guru perlu memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri seperti disarankan oleh Keffer (2000) antara lain sebagai berikut:

• Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru. Pada tahap awal, masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur, tidak open-ended (ujung terbuka) dan jawabannya tidak bias.
• Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masa-lahnya. Dalam hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa mungkin akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat mengalami hambatan jika tidak dibantu oleh guru.
• Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari dan diperolehnya sendiri.
• Siswa harus diberikan kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa betul-betul sudah tidak mampu memecahkan masalahnya.
• Siswa diberikan waktu cukup untuk bekerja berdasarkan pendekatan baru secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah.

Dalam rangka mengimplementasikan inkuiri di kelas, Etheredge & Rudinsky (2003) memberikan model sederhana dari suatu kegiatan inkuiri yang umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (a) guru berusaha menggali minat dan latar belakang pengetahuan awal siswa dan merancang kegiatan dengan menggunakan variabel tunggal serta menerapkan konsep-konsep sains yang akan dipelajari, (b) guru membantu siswa merumuskan pertanyaan, merancang dan melaksanakan kegiatan inkuiri, dan (c) guru membantu siswa menilai proses dan hasil pembelajaran yang dilakukannya. Agar proses inkuiri dapat berlangsung secara maksimal dan produknya menjadi bermakna bagi guru maupun siswa, maka penerapan inkuiri sebaiknya diawali dari masalah-masalah sederhana, kemudian dikembangkan secara bertahap ke arah permasalahan yang lebih kompleks (Joyce, et al , 2000; Bonnstetter, 2000). Singkatnya paradigma pembelajaran melalui inkuiri harus dikembangkan secara bertahap dan berlangsung terus menerus. Memang inkuiri bukanlah satu-satunya strategi yang dapat memberikan jawaban terhadap seluruh permasalahan pendidikan sains khususnya Biologi, akan tetapi penerapan inkuiri secara terintegrasi dengan strategi lain dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses reformasi pembelajaran Biologi yang sangat perlu dilakukan.

Posted on 06/20/2009 by zaifbio Ditulis Oleh Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, Selasa, 24 Juli 2007
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Student Engangement. Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode inquiry:
1. Orientasi
Adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
 Menjelaskan pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
 Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan akan memiliki motivai yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
 Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti.
 Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki setiap individu sejak lahir. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan harus dibina. Salah satu cara yang harus dilakukan guru untuk mengembangkan hipotesis siswa adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berari mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Meumuskan kesimpulan
Adalah poses mendeskrisikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

molusca

MOLUSCA
Disebut pula sebagai hewan bertubuh lunak. Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.
Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.
Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.
Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. Mollusca merupakan kelompok hewan terbesar kedua dalam kerajaan binatang, setelah filum Arthropoda dengan anggota yang masih hidup berjumlah sekitar 75 ribu jenis, serta 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Mollusca bersifat kosmopolit, artinya ditemukan di mana-mana, di darat, payau, di laut, di air tawar mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita.
Karakteristik Mollusca

a. Tubuhnya bilateral simetris.
b. Tubuhnya pendek, terlindung cangkang, yang tersusun atas zat kapur yang dihasilkan oleh kelenjar mantel. Struktur kepala Mollusca semakin berkembang.
c. Alat pencernaan telah berkembang sempurna, terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Salurannya memanjang dari mulut hingga anus. Pada mulut telah ditemukan lidah bergerigi atau radula dan hampir semua jenis mollusca memilikinya dalam mulutnya yang digunakan untuk makan, anusnya terbuka ke rongga mantelanus tersebut terletak di bagian anterior tubuh. Kelenjar pencernaan telah berkembang baik.
d. Kecuali Cephalopoda, peredaran darahnya terbuka. Darah dapat mengangkut zat-zat makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh mollusca, zat sisa metabolisme dan zat asam dikeluarkan lewat alat ekskresi yaitu nefridia (tunggal:nefridium). Jantungnya terdiri atas bagian dorsal yang dikelilingi parikardium.

Berdasarkan bentuk dan kedudukan kaki, cangkok, mantel, insang, dan system sarafnya serta ada tidaknya cangkang, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yaitu :
1. Bivalvia (pelecypoda), yaitu golongan kerang,
2. Gastropoda, yaitu golongan siput,
3. Cephalopoda, yaitu golongna cumi-cumi,
4. Scaphopoda, golongan si cangkang gading, dan
5. Amphineura, yaitu golongan kiton.


1. SISTEM SARAF
Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. System sarafnya berupa tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion sarebral, ganglion visceral, ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan serabut-serabut saraf. Sistem saraf Mollusca juga terdiri dari cincin saraf yang memiliki esofagus dengan serabut saraf yang menyebar.

2. SISTEM REPRODUKSI
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal. Reproduksi mollusca terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal. Moluska ada yang bersifat diesis dan ada pula yang monoensis.

3. SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan. Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Alat pencernaan telah berkembang sempurna, terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Salurannya memanjang dari mulut hingga anus. Pada mulut telah ditemukan lidah bergerigi atau radula dan hampir semua jenis mollusca memilikinya dalam mulutnya yang digunakan untuk makan, anusnya terbuka ke rongga mantelanus tersebut terletak di bagian anterior tubuh. Kelenjar pencernaan telah berkembang baik.

4. SISTEM EKSKRESI
organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal. Alat ekskresi berupa ginjal.

5. SISTEM RESPIRASI
Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru. Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Pernapasannya dilakukan oleh pulmonum, epidermis, insang (etenidia) yang terletak di rongga mantel, dan mantel. Gastropoda yang hidup di darat melakukan pernapasan dengan paru-paru.
Peranan mollusca
Peranan mollusca bagi kehidupan manusia ada yang merugikan dan ada beberapa yang menguntungkan manusia. Yang merugikan manusi, antara lain beberapa jenis Mollusca yang menjadi inang perantara penyakit dan jenis yang merusak tanaman budidaya. Contohnya siput. Yang menguntungkan manusia antara lain cumi-cumi dan kerang sebagai bahan makanan serta kerang mutiara sebagai penghasil perhiasan. Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.
Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.

lpj prktek fiswan

A. Tujuan
Untuk mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sissa makanan yang tidak di cerna (defekasi) pada paramemaecium sp.

B. Landasan teori

Klasifikasi Paramecium

Domain: Eukaryota
Kerajaan: Protista
Filum: Ciliophora
Kelas: Ciliatea
Ordo: Peniculida
Famili: Parameciidae
Genus: Paramecium
Species: Paramecium sp
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm. Paramecium ini telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. •Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuolaberdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.

They only have one type of prey; the much larger cilate Paramecium . When a Didinium finds a Paramecium , it ejects poison darts (trichocysts) and attachment lines. The Didinium then proceeds to engulf its prey. Althoug h Paramecium are larger than they are, Didinium are voracious eaters and will be ready to hunt for another meal after only a few hours.”

Paramecium dikenal untuk perilaku menghindari mereka.. Jika bertemu dengan stimiulus negatif, ia mampu berputar hingga 360 derajat untuk menemukan rute pelarian. Didinium adalah organisme heterotrofik.. Mereka hanya memiliki satu jenis mangsanya, semakin besar cilate banyak Paramecium . Ketika Didinium menemukan Paramecium, itu mengeluarkan racun panah (trichocysts) dan garis lampiran. Para Didinium kemudian mulai menelan mangsanya. Paramecium h Althoug lebih besar dari mereka, Didinium adalah pemakan rakus dan akan siap untuk berburu makanan lain setelah hanya beberapa jam.
Ciri-ciri Paramaecium
paramecium tidak bisa melihat, merasakan, menyentuh, atau mendengar:. Namun, ini jelas memiliki beberapa arti gerakan karena merespon ketika menabrak sesuatu. Hal ini juga akal dapat tertentu bahan kimia, sebagaimana dicatat Chemosensory Sinyal Transduksi di Paramecium.
“The paramecium is an oval, slipper shaped micro-organism, rounded at the front/top and pointed at the back/bottom. The pellicle, a stiff but elastic membrane that gives the paramecium a definite shape but allows some small changes .Covering the pellicle are many tiny hairs, called cilia.. On the side beginning near the front end and continuing half way down is the oral groove. The rear opening is called the anal pore.. The contractile vacuole and the radiating canals are also found on the outside of a paramecium. Inside the paramecium is cytoplasm, trichocysts, the gullet, food vacuoles, the macronucleus, and the micronucleus. Study the drawing below.”
Kutipan ini menjelaskan bahwa bentuk paramecium adalah oval, sandal berbentuk mikro-organisme, bulat di bagian depan / atas dan menunjuk di belakang / bawah. pellicle, tapi elastis membran kaku yang memberikan paramecium itu bentuk yang pasti tetapi memungkinkan beberapa perubahan kecil.. Meliputi pellicle adalah bulu kecil banyak, yang disebut silia.. Di sisi awal dekat ujung depan dan terus setengah jalan turun adalah alur lisan.. Pembukaan belakang disebut pori anal. Para vakuola kontraktil dan kanal-kanal memancar juga ditemukan di luar sebuah paramcium.. di dalam paramecium terdapatsitoplasma, trichocysts itu, kerongkongan, makanan vakuola itu, macronucleus, dan mikronukleus Studi gambar di bawah.

Keterangan :
• Pellicle: penutup membran yang melindungi paramecium seperti kulit
• Cilia: rambut seperti pelengkap yang membantu memindahkan makanan paramecium ke alur lisan
• Oral Groove: mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel
• Cell Mouth: membuka untuk makanan
• Anal Pore: membuang limbah
• Contractile Vacuole - contracts - kontrak dan pasukan keluar ekstra air dari sel
• Radiating Canals: jalan ke vakuola kontraktil
• Cytoplasm: cairan antar sel yang dibutuhkan untuk memiliki beberapa komponen penting sel
• Trichocyst: digunakan untuk pertahanan
• Gullet: bentuk makanan vakuola
• Food Vacuole: saku penyimpanan makanan
• Macronucleus: inti yang lebih besar yang melakukan fungsi sel normal
• Micronucleus: inti yang lebih kecil yang bertanggung jawab untuk pembelahan sel.
Paramecium termasuk genus protozoa dari filum Ciliophora, dan sering disebut animalcules sandal karena bentuknya yang menyerupai sandal. Paramecium adalah organisme uniseluler biasanya kurang dari 0,25 mm (0,01 in) panjang dan ditutupi dengan proyeksi mirip rambut yang disebut silia. Bulu mata digunakan dalam tenaga dan selama makan. Ketika bergerak melalui air, paramecium mengikuti jalur spiral saat berputar pada sumbu panjang. Ketika sebuah paramecium menemukan kendala, maka paramecium tersebut akan menghindari kendala tadi, dan mundur pada sudut dan dimulai ke arah yang baru. Pakan Paramecia terutama pada bakteri, yang didorong ke dalam tenggorokan oleh silia. Dua vakuola kontraktil mengatur tekanan osmotik dan juga berfungsi sebagai struktur ekskretoris. Paramecium memiliki inti yang besar disebut macronucleus, yang tidak dapat bertahan hidup, dan satu atau dua inti kecil yang disebut micronucles, yang tidak dapat mereproduksi seksual. Reproduksi paramecium biasanya aseksual dengan pembelahan biner melintang, kadang-kadang seksual dengan konjugasi, dan jarang oleh endomixis. Macronuclear DNA dalam Paramecium genmempunyai kepadatan yang sangat tinggi. Macronucleus bisa berisi hingga 800 salinan dari setiap gen. Paramecium banyak di temukan di kolam air tawar di seluruh dunia, dan satu spesies hidup di perairan laut. Mereka mudah dibudidayakan di laboratorium dengan membiarkan materi sayuran untuk berdiri dalam air selama beberapa hari. Paramecium caudatum pada umumnya banyak digunakan dalam kegiatan penelitian.
Macam-macam paramaecium
Paramecium aurelia
Paramecium Aurelia merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm. Paramecium ini telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuolaberdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan

Paramecium bursaria
Paramecium bursaria adalah suatu jenis protozoa yang mempunyai suatu hubungan yang simbiotik mutualistic dengan ganggang hijau. Ganggang hidup di dalam Paramecium dalam sitoplasma dan menyediakannya dengan makanan, Paramecium menyediakan ganggang itu dengan pergerakan dan perlindungan. Paramecium bursaria adalah 80-150m panjangnya, dengan suatu alur lisan lebar/luas, dua vacuola kontraktil, dan satu micronucleus seperti halnya satu macronucleus. Paramecium bursaria adalah satu-satunya jenis Paramecium yang membentuk hubungan simbiotik dengan ganggang, dan sering digunakan kelas biologi baik sebagai suatu contoh suatu protozoa dan juga sebagai suatu contoh simbiosis.
Paramecium caudatum
Paramecium caudatum adalah organisme uniseluler termasuk ke dalam genus Paramecium dari filum Ciliophora. ukurannya kurang dari 0.25mm panjang dan ditutupi dengan proyeksi mirip rambut yang disebut silia. Silia digunakan dalam penggerak dan makan. Mereka sering disebut animalcules sandal karena bentuknya seperti sepatu.
Paramecium. caudatum memakan bakteri dengan mendorong mereka ke dalam katup Presser biosphereic dengan silia. Habitat alami mereka adalah air tawar. Mereka mengambil air dari lingkungan hipotonik melalui vakuola kontraktil osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti menumpuk kelebihan air dari saluran radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sitoplasma sekitarnya. Vakuola kontraktil juga berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik. Ketika bergerak melalui air, mereka mengikuti jalan spiral saat berputar pada sumbu panjang.
Paramecium memiliki dua inti (a macronucleus besar dan kompak mikronukleus tunggal). Mereka tidak dapat bertahan hidup tanpa macronucleus dan tidak dapat mereproduksi tanpa mikro-nukleus. Reproduksi baik dilakukan dengan pembelahan biner (aseksual), konjugasi (seksual), dan (jarang) oleh endomixis, selama pembelahan biner organisme dewasa. Membagi menjadi dua putri sel. Konjugasi terdiri dari 2 organisme dan pertukaran unsur-unsur mikro-nuklir. Tanpa efek meremajakan dari konjugasi, paramecium akan mati. Maka genetik organisme yang kompatibel, bisa bersatu dalam konjugasi. Paramecium caudatum dapat berkomunikasi dengan tetangganya menggunakan metode non-molekul. Populasi sel dipisahkan baik dengan kaca yang memungkinkan transmisi foton dari 340 nm ke gelombang , atau kuarsa yang menular dari 150 nm.
Paramecium tetraurelia
Paramecium tetraurelia adalah organisme yang baik uniseluler dan kompleks, oleh karena itu model yang sangat baik untuk studi genetik berbagai fungsi dibedakan dalam organisme multisel yang tidak hadir pada eukariota sederhana seperti ragi.
Ini adalah sel eukariotik yang sangat besar (120 micrometers) ditutup dengan bergetar silia. Ini milik phylum Ciliata (Ciliophora). Ciliates membentuk kelompok yang terkait dengan parasit uniseluler bernama apicomplexans, yang meliputi Plasmodium falciparum, agen penyebab utama malaria. Ciliates memiliki sifat menarik memiliki garis keturunan germinal dan somatik yang terpisah dalam sebuah unit sitoplasmik tunggal. Sel-sel ini memiliki dua inti. Sebuah inti germinal (mikronukleus) adalah bertanggung jawab untuk transmisi informasi genetik melalui proses seksual, sedangkan inti somatik (macronucleus itu) memastikan ekspresi informasi ini. Pada setiap generasi seksual, inti somatik baru diproduksi oleh penyusunan ulang diprogram dari seluruh genom terkandung dalam inti germinal.
Inti dari Paramecium, yang mikronukleus dan macronucleus itu, berbeda dalam kedua struktur dan fungsi. Mikronukleus diploid, yang hadir dalam dua salinan dalam spesies Paramecium tetraurelia, merupakan garis kuman dan benar-benar diam dalam hal transkripsi. Ini adalah inti yang mengalami meiosis dan fertilisasi selama acara seksual (konjugasi antara sel kompeten atau autogamy dalam satu sel).
Macronucleus yang sangat polyploid (sekitar 1000n), merupakan garis somatik dan merupakan tempat transkripsi. Baik macronucleus dan mikronukleus adalah berasal dari salinan dari inti zigotik. Perkembangan diprogram dari macronucleus meliputi amplifikasi DNA dengan faktor sekitar 250, eliminasi tepat urutan internal pendek yang disebut IES dan penghapusan tidak tepat daerah yang kaya akan transposon dan mengulangi urutan dan mungkin heterochromatic. Peristiwa ini menyebabkan fragmentasi kromosom. Kaki dibuat dengan cara ini diperbaiki dengan penambahan telomere.
Pencernaan pada paramaecium
Paramaecium memiliki suatu struktur pengambilan makanan khusus yang disebut lekukan mulut, yang bermuara di “mulut” sel (sitostom). Sillia yang melapisi lekukan mulut itu akan menarik air dan partikel makanan yang tersuspensi, yang sebagian besar adalah bakteri, menuju ke mulut dimana makanan itu dibungkus kedalam vakuola makanan yang berfungsi sebagai kompartemen pencernaan miniatur. Aliran sitoplasmik akan membawa vakuola makanan mengelilingi sel,sementara enzim-enzim hidrolitik disekresikan ke dalam vakuola tersebut. Sementara molekul dalam makanan itu dicerna, nutrient (gula, asam amino dan molekul kecil lainnya). Diangkut melewati membrane vakuola tersebut ke dalam sitoplasma. Kemudian,vakuola itu akan menyatu dengan lubang anus, yaitu daerah khusus pada membrane plasma dimana bahan-bahan yang tidak tercerna dapat dikeluarkan.
“Food intake by an organism is utilized for the release of energy, for the building and repair of tissue, and for the regulation of body processes. Inside the body of an organism the molecules of food are involved in a series of chemical reactions. These numerous chemical reactions that incessantly go on inside the body of a living body constitute what is called as metabolism. The net result of a particular chemical activity in the body may be of nature of a constructive process, such as building up of new tissue, this constitutes anabolism whereas, the reverse of it is catabolism and both put together make metabolism.”
Kutipan diatas menjelaskan bahwa pada saat organisme mencerna makanan, makanan tersebut digunakan untuk pelepasan energi, serta membangun dan perbaikan jaringan. Di dalam badan dari suatu organisma molekul makanan dilibatkan dalam deretan reaksi kimia.
Pencernaan intraseluler pada paramaecium yang terjadi dalam komponen khusus.
Vakuola makanan, organel seluler dimana enzim hidrolitik merombak makanan tanpa mencerna sitoplasma sel sendiri, adalah kompartemen yang paling sederhana. Protista heterotrofik mencerna makanannya dalam vakuola makanan, Umumnya setelah menelan makanan melalui fagositosis atau pinositosis .vakuola makanan menyatu dengan lisosom
Sistem ekskresi pada paramecium

Vakuola kontraktil, dimiliki oleh organisme protista, seperti paramaecium dan amoeba. Vakuola kontraktil akan mengakumulasi air atau zat yang akan dibuang dari sel yang selanjutnya vakuola tersebut bergabung (berfusi) dengan membrane plasma dan akhirnya membuang isi vakuola ke luar sel.

Sistem Sirkulasi pada Paramecium

In lower animals, viz, amoeba, paramaecium, hydra, etc. which can compared to small society of a village there is no need of any form transport as everything is near one another (fig 1.1). but, in complex animals, viz, amphibians, reptiles, birds and mammals which can be compared to complex societies of big cities has present a system of transport. This is achieved by way circulatory system.
The circulatory system or the system of internal transport carriae nutrients and oxygen to all the tissues of the body, removes the waste products of metabolism, carries hormones from the endocrine gland to their target organs and equalizes body temperatures. It includes the heart, the blood and lymph vessels, blood, lymph, cerebro – spinal and tissue fluids.

Kutipan diatas menjelaskan bahwa di dalam binatang yang lebih rendah seperti pada viz, amoeba, paramaecium, hydra, dan lain lain.
Sistem Peredaran merupakan proses pengangkutan internal carriae bahan gizi dan oksigen yang di teruskan ke semua jaringan/tisu dibagian badan, yaitu memindahkan sisa buangan metabolisme, membawa hormon dari kelenjar endokrin/penekan kepada organ/ bagian badan target mereka dan menyamakan temperatur badan. Hal itu meliputi hati, jantung, dan darah.

Sistem Reproduksi.pada Paramecium
Paramecium mereproduksi seksual dengan mekanisme konjugasi. mikronukleus akan mengalami meiosis, menghasilkan 4 inti. Dari 4 inti, 3 akan membagi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh macronucleus. Inti haploid yang tersisa akan hancur mitotically mengembangkan dua inti haploid yang mengandung individu. Kedua konjugasi organisme inti tukar satu sama lain. Kedua membentuk nukleus haploid kemudian akan mengalami fusi untuk membentuk inti diploid.
“Paramecium are capable of both sexual and asexual reproduction. Asexual reproduction is the most common, and this is accomplished by the organism dividing transversely. The macronucleus elongates and splits. Under ideal conditions, Paramecium can reproduce asexually two or three times a day. Normally, Paramecium only reproduce sexually under stressful conditions. This occurs via gamete agglutination and fusion. Two Paramecium join together and their respective micronuclei undergo meiosis. Three of the resulting nuceli disintegrate, the fourth undergoes mitosis. Daughter nuclei fuse and the cells separate. The old macronucleus disintegrates and a new one is formed. This process is usually followed by asexual reproduction.”
Kutipan di atas menjelaskan bahwa paramaecium bereproduksi secara seksual dan aseksual. Paramecium mampu baik dan aseksual reproduksi seksual, reproduksi aseksual adalah yang paling umum, dan ini akan dikerjakan oleh organisme membagi melintang. macronucleus ini memanjang dan perpecahan. Dalam kondisi ideal, Paramecium dapat mereproduksi secara aseksual dua atau tiga kali sehari. Biasanya, hanya Paramecium bereproduksi secara seksual dalam kondisi stres.
. Hal ini terjadi melalui aglutinasi gamet dan fusi. Dua Paramecium bergabung bersama dan micronucles dan masing-masing mengalami meiosis. Tiga dari nuceli dihasilkan hancur, yang mengalami mitosis keempat.
fotosintesis Alga menyediakan sumber makanan bagi Paramecium. Beberapa spesies membentuk hubungan dengan bakteri.. Sebagai contoh, Paramecium caudatum. Bakteri ini khusus untuk macronucleus dari paramecium caudatum, mereka tidak dapat tumbuh di luar organisme ini. Spesies ini mengakuisisi panas-shock resistensi ketika terinfeksi obtusa Holospora, yang berkontribusi terhadap gerakan silia.. Paramecium juga dikenal sebagai mangsa untuk Didinium .
Paramecium berperan dalam siklus karbon karena bakteri mereka makan sering ditemukan pada tanaman membusuk. Paramecium akan memakan materi tanaman membusuk di samping bakteri, lebih lanjut membantu dekomposisi. . Paramecia bisa digunakan sebagai organisme model dalam penelitian Saat ini, mereka sedang digunakan banyak dalam penelitian genetika. Sebagai contoh, penelitian baru-baru ini melibatkan menonaktifkan gen Paramecium untuk mempelajari analisis fungsional oleh tergantung gen silencing-homologi. Mereka juga dapat digunakan untuk mempelajari rangsangan membran dan duplikasi tubuh basal.
C. Alat dan Bahan

1. Kultur paramaecium sp
2. Gelas objek dan penutupnya
3. Mikroskop
4. Kapas
5. Pipet tetes

D. Cara kerja

 Pembuatan kultur paramaecium sp
1. ¬¬a. mendidihkan jerami selama 15 menit, kemudian diamkan sampai dingin.
b. Memasukan jerami tersebut kedalam toples dan dicampur satu sendok air sawah.
c. Menutup toples dengan plastic dan di beri lubang.
2. membiarkan toples tersebut selama 4 hari
3. mengulangi langkah poin 1, tetapi tidak menambahkan 1 sendok air sawah.
4. mengamati air jerami pada toples pertama, sampai menemukan paramaecium dengan menggunakan mokroskop.

6. Memsukan satu tetes air jerami yang sudah terdapat paramecium pada toples ke-2.
7. Membirkantoples tersebut selama 3 hari.
8. Mengulangi langkah point 3.
9. Mengamati kembali air jerami yang terdapat padatoples ke-2.
10. Memasukan satu tetes air jerami dari toplles ke 2 kedalam toples ke-3.
11. Membiarkan selama 4 hari.

 Pengamatan

1. Meneteskan 1 tetes kultur paramaecium pada objek glas.
2. Membubuhkan sedikit kapas.
3. Menutup glas objek diatas dengan penutupnya.
4. Mengamati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola (siklosis sampai mencapai anus sel).
E. Hasil pengamatan

1. Bagaimana terjadinya vakula makanan?
Jawab: vakuola makanan terjadi pada saat paramaecium makan melalui mulut sel,sehingga terbentuklah vakuola makanan.
2. Apakah vakuola makanan itu bergerak?
Jawab: ya, vakuola makanan pada paramecium bergerak.
3. Jika bergerak kemana arahnya dan berapa lama sampai terjadi defekasi?
Jawab: vakuola makanan bergerak berlawanan arah jarum jam.

F. Pembahasan

paramecium menggunakan silia untuk menyapu makanan bersama dengan beberapa air ke dalam mulut sel setelah jatuh ke dalam alur oral. makanan berjalan melalui mulut sel ke dalam tenggorokan dalam, . Ketika ada cukup makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu itu melepaskan diri dan membentuk vakuola makanan, Seperti bergerak sepanjang enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan mencernanya. . Makanan dicerna kemudian masuk ke sitoplasma dan vakuola semakin kecil dan lebih kecil, Ketika vakuola mencapai pori anal tercerna limbah sisa lalu dibuang..berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, bahwa vakuola makanan pada paramaecium sp bergerak, dan arah gerakannya searah jarum jam.
Kebanyakan hewan (termasuki manusia) tidak peduli jenis makanannya, mengkonsumsi makanan yang tidak dapat langsung digunakan oleh sel-sel tubuhnya. Makanan yang ditelan harus mengalami proses pemecahan (pencernaan) secara fisika dan kimia dari bentuknya yang kompleks menjadi bentuk yang sederhana. Protein yang terdapat dalam tempe, tahu, ikan, daging, atau telur akan diurai menjadi asam amino penyusunnya. Karbohidrat yang terkandung didalam gaplek, ubi, jagung, nasi, atau roti akan dipecah menjadi monosakarida seperti glukosa dan fruktosa. Sadangkan lemak yang sering kita makan dalam berbagai bentuknya setelah melalui proses pencernaan akan menjadi asam lemak dan gliserol. Asam amino, monosakarida, dan asam lemak tersebut kemudian diserap ke dalam pembuluh darah dan didistribusikan keseluruh sel-sel tubuh untuk digunakan dalam berbagai proses metabolisme atau disimpan sebagai cadangan makanan. Sedangkan limbah pencernaan yang tidak digunakan akan dibuang.
Pada hewan-hewan tingkat rendah, seperti pada Protozoa, Porifera, dan Coelenterata, pencernaan terjadi secara intraseluler, kecuali pada Coelenterata yang juga melakukan pencernaan ekstraseluler. Pencernaan secara intraseluler adalah proses pencernaan yang terjadi didalam sel. Makanan yang berukuran kecil ditelan oleh sel melalui sitostom (mulut sel) seperti pada Paramaecium (Ciliata : Protozoa) atau dengan cara pinositosis seperti yang dilakukan oleh sel-sel pencernaan pada Porifera dan Coelenterata. Pada hewan yang bertubuh besar dan lebih kompleks, pencernaan terjadi secara ekstraseluler yaitu terjadi diluar sel-sel dari organ-organ atau kantung-kantung pencernaan. Dalam kedua tipe pencernaan tersebut (ekstra dan intraseluler), enzim selalu terlibat didalamnya. Berbagai jenis enzim ikut terlibat dalam proses penguraian makanan menjadi molekul-molekul penyusunnya. Paramaecium sp. mempunyai cara makan bersifat holozoik. Vakuola makanan terbentuk di sitostome, kemudian bersirkulasi di dalam sitoplasma. Sejalan dengan itu terjadi proses digesti. Pola gerakan vakuola makanan atau dikenal dengan istilah siklosis. Pada Paramaecium caudatum, siklosis telah banyak dipelajari. Vakuola makanan dari sitofaring bergerak ke posterior, kemudian ke anterior, dan akhirnya ke arah tengah mendekati sitostome, dan material limbah dikeluarkan lewat sitopige (sitoprok) (Brusca & Brusca 1990).



G. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Image courtesy: BioMEDIA ASSOCIATES Image courtesy: Biomedia ASOSIASI .

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://101science.com/paramecium.htm .
http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0005086 .
http://www.plosone.org/article/info% 3Adoi% 2F10.1371% 2Fjournal.pone.0005086.
http://id.wikipedia.org/wiki/Paramecium
http://en.wikipedia.org/wiki/Paramecium_bursaria
http://en.wikipedia.org/wiki/Paramecium_caudatum
http://www.ebi.ac.uk/2can/genomes/eukaryotes/Paramecium_tetraurelia.html
http://wordbiology.wordpress.com/2009/10/27/sistem-ekskresi/